Popular Post

Posted by : Unknown Tuesday, February 9, 2010


Kalimat dialog, “Dengan membaca buku ini, maka kamu tidak akan pernah sama lagi melihat sesuatu di dunia”, yang muncul di awal-awal film tampaknya cukup meracuni aye untuk tetap membuntuti film ini hingga akhir.

Spiderwick sebagai sebuah film, tampaknya memang nikmat “disantap” saat kita membutuhkan hiburan. Spesial efek yang oke (meski menurut aye pribadi gesture para karakter animasi terlalu cepat, hingga menimbulkan kecurigaan aye, jangan2 ini sengaja dibuat dengan gerakan cepat sehingga-sebenarnya animasi yang buruk jadi tidak terlihat), membuat dunia Spiderwick tampak nyata. Bumbu konflik keluarga yang normal terjadi (di amerika serikat) menambah keributan dalam jalinan cerita. Meski memang, plot cerita tidak banyak menimbulkan pertanyaan, tapi film ini laik di tonton oleh berbagai golongan usia.

Spiderwick Chronicles film yang diangkat dari sebuah buku berjudul sama karya Holly Black dan Tony DiTerlizzi, jika disimak, dapat membuat pemahaman kita tentang other world atau dunia gaib menjadi agak bergerak sedikit. Bukan tidak mungkin, jika setelah kita menonton timbul pertanyaan “Bagaimana jika jin atau hantu yang kita lihat, bukan seperti yang kita bayangkan?”

Beda mitologi dan pemahaman spritual serta budaya memang. Indonesia jauh berbeda dengan Amerika Serikat. Tapi film ini, sedikitnya dapat membuat aye berpikir lebih positif tentang dunia gaib.

Spiderwick menawarkan gambaran bahwa tidak semua makhluk beda yang harus ditakuti oleh manusia. Manusialah yang memilih untuk menjadikan makhluk beda tersebut menjadi menakutkan.

dengan penuh kekurangan,

Pandu Dirgantara

Leave a Reply

Please leave your message is you like this drawing picture, or if you want to order

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © Tiluan Studio - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -